Lampungline.com - Jika di hari pertama, Gubernur Ganjar Pranowo hanya melepas dan menyemangati peserta race Tour De Borobudur (TDB) 2022. Kali ini, Ganjar ambil bagian dalam TDB di hari kedua, Minggu (6/11).
Ganjar tak memungkiri kondisinya sedikit berbeda dibandingkan sebelum dirinya mengalami kecelakaan, namun ia tetap berhasil menjadi _finisher_ dengan menyelesaikan rute sepanjang 104 KM.
Sang istri, Siti Atikoh yang awalnya ikut melepas rombongan TDB bersama Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka tampak setia menanti suaminya tiba di garis finish dan mengalungkan medali kepada orang nomer satu di Jateng itu.
Ganjar beserta peserta gowes TBD 2022 itu start pukul 06.00 dari Stadion Manhaan Solo dan langsung menyusuri Jalan Adisucipto menuju Marga Utama kemudian mengarah ke Borobudur, Magelang.
Senyuman terus terpancar dari Ganjar sejak start di posisi paling depan memimpin rombongan didampingi Direktur Utama Bank Jateng, Supriyatno dan jajaran Bank Jateng lainnya.
Selama perjalanan, Ganjar menemui banyak goweser dengan beragam ekspresi. Ada yang kelelahan dan banyak goweser ‘Tim Mawar’ atau tim Mampir Warung. Tak terkecuali dirinya.
“(Saya) Termasuk karena ternyata luwe (lapar) akhirnya kita jajan soto,” ujarnya tertawa.
Ganjar mengaku rute hari kedua ini tak terlalu berat. Sebab tidak ada jalur ekstrem seperti pada hari pertama yakni jalur New Selo.
“Goweser rata-rata pasti akan menikmati betul, relatif nggak ada (rute yang berat) kalau ini,” tuturnya.
Tak lama seusai gowes, Ganjar berkeliling meninjau stan UMKM yang terlibat dalam kegiatan TDB, salah satunya adalah Zolekha yang memproduksi apparel dengan melibatkan penyandang disabilitas sebagai desainernya.
Mereka juga yang memberikan sentuhan pada jersey serta merchandise TDB XXII 2022 lainnya. Ganjar pun melihat anak disabilitas yang sedang menggambar.
“Wah gambar siapa ini? Kok bagus sekali,” tanya Ganjar pada salah satu anak disabilitas yang sedang menggambar foto dirinya dengan pensil warna.
Saat itu, Martin, penyandang autisme asal Bandung masih sibuk menggambar dan tak sadar akan kehadiran Ganjar. Lalu pendampingnya memberitahu jika idolanya, Ganjar Pranowo datang. Namun Martin tak langsung mengenali Ganjar.
“Pak Ganjar mana, pak Ganjar mana?,” kata Martin kepada Ganjar.
Menyadari sikap Martin yang tak mengenalinya dengan pakaiannya itu, Ganjar langsung melepas topinya. Seketika, Martin melompat dan berteriak sambil memeluk Ganjar.
Usai perjumpaan itu, Ganjar mengatakan perlu kesadaran tinggi bagi orang awam untuk memahami anak-anak atau penyandang disabilitas.
“Saya orang yang tidak paham, tidak mengerti tetapi saya mencoba untuk mengerti kenapa tadi anaknya teriak-teriak, ternyata dia tanya Pak Ganjar mana,” ucap Ganjar.
Dari TDB ini, lanjut Ganjar, membuktikan mereka dapat menghasilkan karya yang indah, mereka hanya perlu diberi kesempatan dan ruang untuk mengembangkan bakatnya.
“Bangga dong kita bisa menampilkan dari kawan-kawan berkebutuhan khusus yang bisa memberikan satu karya yang bis ditonton, dibeli, dipakai dan mudah-mudahan dengan cara ini nanti akan banyak orang yang datang kepadanya. Hidupnya akan jauh lebih berarti,” tuturnya.
Tour de Borobudur menjadi event sport-tourism yang terus digalakkan Ganjar. Selain itu, Ganjar mengatakan event lain juga akan menyusul. Yakni Borobudur Marathon.
“Yang sekarang Tour de Borobudur, minggu depan kita Borobudur Maraton. Jadi kita genjot terus menerus agar tourism-nya mulai berjalan dan masyarakat di sekitarnya bisa menikmati dan tentu saja makin banyak orang mau berolahraga,” tandasnya. (Mukh)
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!