Dampak Tren Olahraga Terhadap Gaya Hidup Masyarakat  di Era Digital

Dampak Tren Olahraga Terhadap Gaya Hidup Masyarakat di Era Digital


Tren olahraga pada gaya hidup di era digital terhadap masyarakat adalah isu penting yang perlu dikaji karena memiliki dampak luas dan dapat mempromosikan gaya hidup sehat. Teknologi mempermudah aktivitas, tetapi juga bisa membuat kita malas bergerak, meningkatkan risiko penyakit seperti obesitas, diabetes, jantung, dan hipertensi. Tetapi penggunaan teknologi untuk mendukung aktivitas fisik, seperti aplikasi kebugaran dan perangkat wearable juga membantu untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran. Dengan di dukung berbagai macam olahraga di Indonesia yang sedang meningkat membuat motivasi kita agar lebih mengikuti olahraga yang membuat kita sehat dan tidak terjangkit penyakit.

Meskipun era digital menghadirkan tantangan berupa gaya hidup kurang aktif yang meningkatkan risiko berbagai penyakit, pemanfaatan teknologi dalam bentuk aplikasi kebugaran dan perangkat wearable dapat secara signifikan meningkatkan motivasi dan partisipasi masyarakat dalam olahraga, yang pada akhirnya mempromosikan gaya hidup sehat dan mengurangi risiko kesehatan.

Pada era pandemi Covid-19, manusia sangat banyak berinteraksi dengan menggunakan teknologi dalam jaringan seperti Zoom, Google Meet, Skype, Discord dan Microsoft Teams sehingga interaksi sosial langsung yang memerlukan manusia bergerak untuk berinteraksi menjadi berkurang. Pada masa pandemi Covid-19 inilah kegiatan dan lingkungan masyarakat mulai berubah, semua orang semakin giat menjaga kesehatannya demi terhindar dari penularan penyakit, salah satunya Covid-19. Walaupun beberapa tempat kebugaran  ditutup karena pembatasan sosial (social distancing), masyarakat tetap  mempunyai cara lain untuk berolahraga. Beberapa olahraga yang diminati Masyarakat untuk menjaga kebugaran dan Kesehatan tubuh selama pandemi, diantaranya yakni High Intensity Interval Training (HIIT), yoga dan bersepeda. Tren bersepeda menjadi olahraga yang diminati banyak orang selama masa pandemi Covid-19. Selain untuk menurunkan berat badan, bersepeda juga bermanfaat meningkatkan sensitivitas insulin, mengurangi risiko penyakit jantung. Bersepeda juga bisa menjadi sarana rekreasi untuk menyegarkan pikiran karena bisa dianggap sebagai alternatif kegiatan ke luar rumah setelah selama beberapa minggu yang hanya dirumah saja, tentunya juga menyehatkan. (dikutip dari jurnal Tren Bersepda sebagai Kebiasaan Baru Pada Masa Pandemi Covid-19 di Kota Surabaya, Auliyah D, Legowo M, Universitas Negeri Surabaya, Dinamika Sosial Budaya, Vol. 23, No. 2, Desember 2021, e-ISSN: 2580-8524)

Dalam era digital ini, olahraga juga telah melewati batas fisik dan menjadi terjangkau melalui platform digital. E-sports atau olahraga elektronik juga menjadi sangat populer. Mereka tak hanya jadi penonton tetapi juga menjadi sorotan dalam dunia digital. Digitalisasi olahraga juga tercermin dalam popularitas aplikasi kebugaran. Aplikasi yang menawarkan panduan Latihan, pelacakan Kesehatan dan tantangan online telah menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup aktif masyarakat di era digital. (dikutip dari https://kumparan.com/pengetahuan-umum/olahraga-dan-gaya-hidup-aktif-gen-z-21Zs9t2BBiH/full )

Perangkat pelacak kebugaran juga telah mengalami revolusi melalui pendekatan yang lebih canggih dan teknologi baru. Tidak hanya mencatat berapa langkah yang telah ditempuh, tapi juga dapat melakukan pemantauan terhadap denyut jantung. Pelacakan ini diterapkan dan disajikan kepada pengguna dengan tampmilan yang mudah dipahami sehingga mereka dapat memantau dan memahami kesehatannya.

Seperti jam tangan pintar (smart watch) atau gelang yang memberikan informasi berguna untuk membantu pengguna memahami pola hidup mereka. Keunggulan utama perangkat ini ialah pada kemampuannya untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap dan mendalam tentang aktivitas fisik dan Kesehatan. Meskipun tidak sempurna atau tidak 100% akurat, penelitian menunjukan bahwa pengguna perangkat pelacak cenderung lebih aktif secara fisik dibandingkan mereka yang tidak.

Peningkatan teknologi dalam pelacakan kebugaran menandai langkah maju yang signifikan dalam memberikan wawasan lebih mendalam tentang kesehatan dan kebugaran seseorang. Kemampuan untuk memonitor berbagai aspek aktivitas fisik dan Kesehatan, perangkat pelacak menciptakan kesadaran yang lebih besar terhadap pola hidup dan membantu mendorong pengguna untuk mengadopsi gaya hidup yang lebih sehat. Perangkat pelacak kebugaran tidak hanya sekedar tren semenjtara, tetapi merupakan usaha yang berkelanjutan dalam perjalanan menuju kesehatan yang lebih baik dan gaya hidup yang lebih aktif. (dikutip dari https://www.prestasikita.com/2024/01/30/menjelajahi-tren-kebugaran-yang-menjadi-gaya-hidup-baru-tahun-2024/ )

Tren olahraga yang ramai di masyarakat, platform media sosial dan juga komunitas pasti mendorong banyak orang untuk aktif berolahraga. Ada juga dampak negatif yang perlu diwaspadai terhadap tren olahraga terhadap gaya hidup Masyarakat di era digital.

Kecanduan termasuk dampak negatif yang utama. Kecanduan terhadap apa? Seorang individu bisa saja kecanduan atau terobsesi untuk mencapai target tertentu, seperti jumlah langkah kaki, kalori yang dibakar atau bentuk tubuh ideal dimana hal-hal ini berakibat pada stres, kelelahan fisik dan bahkan gangguan makan. Contoh lainnya seperti perbandingan sosial yang negatif dimana media sosial dipenuhi dengan konten orang-orang yang berolahraga dengan intens, memiliki tubuh ideal dan mencapai prestasi luar biasa yang dapat memicu perbandingan sosial yang negatif, membuat individu merasa tidak puas dengan pencapaian mereka dan tertekan untuk mencapai standar yang tidak realistis sehingga menyebabkan perasaan tidak percaya diri terhadap individu.

Banyak influencer fitness yang meng-ideakan bahwa jika tidak bisa melakukan bench press 100 kg harus keluar saja dari gym. Padahal ini pernyataan ini sangat tidak masuk akal, memerlukan banyak latihan dan sulit untuk mencapai angka tersebut. Karena gaya hidup yang tidak banyak bergerak ini mengakibatkan kurangnya kekuatan fisik membuat fisik lemah, sehingga rata-rata pria tidak mampu melakukan bench press seberat 100 kg. Standar influencer fitness inilah yang menyebabkan banyak orang menjadi tidak percaya diri. (dikutip dari https://thepolypost.com/opinion/2023/02/28/social-media-is-dangerous-for-fitness-enthusiasts/ )

Teknologi diciptakan untuk memudahkan dan meringankan manusia dalam melakukan berbagai aktivitas. Beragam perangkat modern berteknologi tinggi seolah menjadi bagian kehidupan saat ini. Berbagai dampak terjadi di masyarakat. Perkembangan teknologi tersebut memicu terjadinya pergeseran nilai sosial budaya di semua kalangan tanpa memandang usia, jenis kelamin, tingkat social maupun pendidikan. Berkembangnya berbagai macam gawai membuat cenderung lebih malas bergerak, malas berkumpul dan bersosialisasi. Penggunaan gawai yang tak terkontrol dapat menimbulkan ketergantungan. 

Penggunaan gawai yang tidak pada tempatnya dan tidak terkendali akan membawa dampak buruk bagi tubuh. Salah satu dampak tidak langsung adalah penurunan tingkat kebugaran karena penurunan komponen-komponen kebugaran dan penurunan aktivitas fisik. Kenyamanan dan kecanggihan gawai menyebabkan para pengguna terlena dan menjadi malas bergerak termasuk berolahraga.

Sesuai dengan kemajuan teknologi dan kecanggihannya, maka saat ini gawai dapat dilengkapi dengan berbagai aplikasi untuk memudahkan dan mendukung gaya hidup. Beragam aplikasi untuk kesehatan dan kebugaran dapat diunduh baik berbayar maupun tidak. Aplikasi-aplikasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk memantau kondisi kesehatan, kebugaran serta mendukung aktivitas dan gerak sehari-hari. Salah satu aplikasi yang dikembangkan oleh tim FK-KMK UGM adalah Inafit yang bertujuan memantau kondisi kebugaran serta kesehatan secara umum.

Penggunaan gawai untuk kesehatan tubuh bisa bermanfaat jika digunakan dengan bijak. Namun, penggunaan yang berlebihan atau tidak ergonomis dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti gangguan postur dan kelelahan mata (dikutip dari https://gmc.ugm.ac.id/2018/11/03/pengaruh-gadget-terhadap-kebugaran-tubuh/ )

Di era digital, gaya hidup masyarakat semakin dipengaruhi oleh teknologi. Tren olahraga pun tak luput dari pengaruh ini, dengan munculnya berbagai platform dan perangkat digital yang menunjang aktivitas fisik.

Di satu sisi, teknologi menghadirkan banyak peluang untuk meningkatkan kebugaran dan kesehatan. Platform media sosial dan komunitas online mendorong banyak orang untuk aktif berolahraga. Aplikasi kebugaran dan perangkat wearable membantu memantau aktivitas fisik dan kesehatan dengan lebih mudah dan detail. Tren olahraga yang digemari di masyarakat juga dapat menjadi inspirasi untuk memulai gaya hidup aktif.

Namun, di sisi lain, terdapat pula dampak negatif yang perlu diwaspadai. Kecanduan terhadap target olahraga, perbandingan sosial yang tidak sehat di media sosial, dan standar influencer fitness yang tidak realistis dapat memicu stres, kelelahan, gangguan makan, dan bahkan rasa tidak percaya diri.

Perkembangan teknologi dalam olahraga juga memicu pergeseran nilai sosial budaya. Penggunaan gawai yang berlebihan dapat menyebabkan penurunan tingkat kebugaran dan kecanduan. Namun, gawai juga dapat dimanfaatkan untuk mendukung gaya hidup sehat dengan aplikasi kesehatan dan kebugaran.

Penting untuk menggunakan teknologi dengan bijak dan bertanggung jawab dalam menunjang aktivitas fisik. Pilihlah tren olahraga yang sesuai dengan kemampuan dan kondisi tubuh, dan hindari perbandingan sosial yang tidak sehat di media sosial. Gunakan aplikasi kesehatan dan kebugaran untuk memantau kemajuan dan memotivasi diri, bukan untuk menjadi terobsesi dengan target yang tidak realistis.

Pada akhirnya, kunci utama untuk mencapai gaya hidup sehat adalah dengan menyeimbangkan antara aktivitas fisik, pola makan, dan kesehatan mental. Teknologi dapat membantu, namun tidak boleh menjadi satu-satunya fokus.