Banyaknya Proyek Jalan di kabupaten Lampung Selatan belum genap 4 tahun kondisinya sudah rusak parah mendapat sorotan dari Supri anggota komisi III DPRD Lampung Selatan.
Kondisi beberapa ruas jalan yang dibangun Dinas PUPR Lampung Selatan menggunakan anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kabupaten setempat sekitar tahu 2020 hingga 2022 memang patut dipertanyakan kualitasnya, karena infrastruktur yang dibangun itu sudah hancur.
Beberapa ruas jalan yang menelan anggaran ratusan bahkan miliaran itu berlokasi dibeberapa titik, seperti jalan rabat beton Penghubung desa Tanjung Sari, Merak Batin dan desa Kali Sari.
Kemudian pembangunan infrastruktur jalan Aspal di SMPN 5 desa Candimas terusan desa Wai Sari.
Selanjutnya Jalan Amoy yang menghubungkan desa Merak Batin dan Kali Sari.
Mendapat informasi banyaknya infrastruktur yang dibangun gagal, anggota komisi III DPRD Lampung Selatan, Supri mengatakan bahwa pihaknya yang membidangi infrastruktur akan segera melakukan rapat mengenai informasi tersebut.
" Ya, coba nanti saya koordinasi dengan ketua, dan rekan-rekan komisi 3," ujar Supri.
Lebih lanjut Supri menjelaskan, bahwa persoalan jalan rusak tersebut akan terlebih dahulu dimusyawarahkan.
"Coba nanti kami musyawarahkan dan koordinasi dengan unsur pimpinan," kata Anggota Komisi III, Supri saat dikonfirmasi, Selasa 30 Januari 2024.
Disinggung mengenai hampir semua proyek yang tergolong masih baru, namun kondisinya sudah rusak parah, Supri mengatakan bahwa hal tersebut sangat keterlaluan.
" Ini parah ini kak," jesa Supri.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung dinilai Pergerakan Masyarakat Analisis Kebijakan, gagal membangun infrastruktur di kabupaten tersebut, pasalnya kurun waktu 10 tahun terakhir tidak ada perubahan secara signifikan dibidang pembangunan terutama jalan.
" Kalau tidak gagal membenahi infrastruktur terus apa dong namanya. kita buktikan kegagalan itu dengan satu hal saja, sekarang masih ada desa di kecamatan Natar yang katanya punya Bandara Internasional tapi jalannya masih onderlah," ungkap Ketua Umum Pergerakan Masyarakat Analisis Kebijakan Suwadi Romli.
Kata Romli, tidak perlu jauh-jauh Presiden Jokowi untuk melihat jalan rusak cukup ke kecamatan Natar tepatnya di desa Rulung Helok, di desa ini ada panjang jalan sekitar 7 Kilo meter tapi kondisinya masih batu-batu besar.
" Kalau jalan rusak yang sempat viral dulu, itu rusak setelah dibangun, nah di Natar ini sudah puluhan tahun masih onderlah, apakah Pemerintah seperti ini yang disebut berhasil tentunya tidak," ungkap Romli.
" kita kesampingkan dulu jalan onderlah di Rulung Helok, coba cek jalan di dusun Tanjung Waras (umbul Bangkok) jalan itu di tengah-tengah kecamatan Natar tapi kondisinya masih tanah merah, menurut saya pemerintah sudah kelewatan membiarkan jalan itu bertahun lamanya tidak tersentuh sedikit pun pembangunan," katanya.
Seharusnya lanjut Romli, jalan tersebut diutamakan karena masyarakat dilokasi itu sangat ramai, " kasihan dengan anak sekolah kalau hujan jalannya becek penuh lumpur," katanya.
Sistem pemerintahan Lampung Selatan selama ini patut dipertanyakan, mengapa jalan masih banyak yang rusak. " Dibanding kabupaten Pesawaran, Pringsewu, kabupaten Lampung Selatan ini jauh lebih tua, tapi mengapa infrastruktur mereka maju sementara di kabupaten ini masih ada jalan onderlah, hal seperti ini patut menjadi pertanyaan," jelasnya.
Selain itu kata Romli, proyek infrastruktur jalan yang dibangun tidak pernah bertahan lama di kabupaten Lampung Selatan.
" Mari kita cek bersama, ada jalan di depan SMP 5 Candimas sekarang sudah hancur padahal baru 2 tahun dibangun, jalan Amoy penghubung Desa Kali Sari dan Merak Batin kondisinya sama rusak juga artinya kualitas pembangunan di kabupaten ini tidak bagus," jelasnya.
Sempat viral beberapa waktu lalu jalan rusak di Natar, Pemerintah sibuk klarifikasi dengan membuat video. " bukan itu pak bupati yang dimau warga, tapi perbaikan dengan segera, bukan pula dengan cara ditimbun yang menyebabkan jalan itu semakin parah," jelasnya.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!